DAFTAR ISI

                                    Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan:

1

Belajar

A.     Konsep Dasar Belajar (Learning)

1.       Belajar merupakan aktivitas manusia dan jenis hewan tertentu untuk mempertahankan dan/ atau meningkatkan kehidupannya.

2.       Belajar adalah kegiatan, proses, aktifitas, perubahan, tingkah laku, perubahan tingkah laku.

3.       Belajar ditandai oleh adanya perubahan tingkah laku

4.       Tingkah laku hasil belajar bukan tingkah laku yang bersifat naluriah, bukan tingkah laku hasil proses kematangan(maturity), dan bukan tingkah laku akibat mabuk, hipnotis, dan bukan tingkah laku orang sakit jiwa

5.       Tingkah laku hasil belajar ada yang dapat diamati langsung dan ada yang tidak nampak

6.       Hasil belajar dapat berupa perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, keterampilan berfikir, keterampilan fisik, keterampilan berbahasa, dsb.

7.       Perubahan yang terjadi karena belajar dapat berupa perubahan dari tidak ada menjadi ada, dari ada belum sempurna menjadi lebih sempurna, dari ada yang satu menjadi ada yang lain.

8.       Hasil belajar dapat berupa perubahan dari  yang belum baik menjadi baik ataupun dari baik menjadi tidak baik.

9.       Disebut hasil belajar kalau keberadaannya sesudah belajar dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama

 

 

 

2

Teori Belajar

1.       Proses belajar merupakan kegiatan yang terjadi dalam jiwa manusia, sehingga tidak dapat diamati dan sampai saat ini juga  belum dapat dibuat gambaran langsung aktifitas belajar tersebut.

2.       Bahwa telah  terjadi proses belajar orang hanya dapat membandingkan ada atau tidaknya perubahan tertentu sebelum manusia(atau hewan) dikatakan belajar dengan keadaan sesudah manusia atau hewan  tersebut dikatakan belajar. Kalau tidak terjadi perubahan maka dikatakan tidak terjadi proses belajar.

3.       Karena tidak dapat diamati secara langsung maka orang (para ahli) hanya dapat berspekulasi saja tentang bagaimana proses belajar terjadi.Maka timbul teori belajar ( teori tentang proses belajar)

4.       Dari sekian banyak teori belajar pada saat ini, secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua kelompok saja, yaitu teori-teori belajar yang tergolong Behaviouristik dan teori-teori belajar yang tergolong Kognitif.

5.       Secara umum dapat digambarkan bahwa teori-teori behaviouristik berpegang pada suatu prinsip bahwa kebenaran semua hal harus dapat diamati, artinya harus dapat ditangkap oleh indera manusia. Jadi tentang belajar tidak dipelajari sebagai proses kejiwaan (karena tidak dapat diamati), dan harus dipelajari dari apa yang tampak

6.       Behaviourisme bahkan tidak mengakui adanya jiwa. Kalau ada yang mengatakan adanya aktivitas jiwa maka aktifitas tersebut  hanyalah akibat proses jasmani. Berfikir adalah aktifitas otak, perasaan adalah aktifitas hormon tertentu, kemauan tidak lain merupakan realisasi dari nafsu jasmaniah.

7.       Behaviourisme mengembangkan konsep ilmunya melalui eksperimen

8.       Di lain pihak  teori-teori kognitif memandang semua perilaku manusia merupakan aktivitas jiwa atau akibat aktivitas jiwa. ( jiwa tidak nampak)

9.       Aliran kognitif mengembangkan konsep ilmunya dengan cara spekulatif, pemikiran yang berdasarkan atas teori-teori abstrak.

 

 

 

3

Teori Belajar Behaviouristik

1.       Teori-teori belajar behaviouritik merujuk pada percobaan-percobaan yang dilakukan oleh Ivan Pavlov, Thordike, dan Watson terhadap binatang coba.

2.       Ivan Pavlov mengadakan percobaan dengan binatang anjing  dengan media makanan, sinar, dan bunyi lonceng.

3.       Tahap percobaan dimulai dengan menunjukkan makanan kepada anjing sebagai stimulus asli dan respons asli anjing adalah  mengeluarkan air liur. Tahap kedua Pavlow menunjukan makanan lagi dengan dibarengi sinar lampu atau bunyi bel dan respons anjing tetap mengeluarkan air liur. Tahap ketiga kepada anjing hanya ditunjukkan sinar atau bunyi saja (stimulus buatan) dan anjing tetap merespons dengan mengeluarkan air liur (repons buatan). Selanjutnya percobaan dilakukan dengan berbagai variasi.

4.       Simpulan umum percobaan Pavlov:

a.       Tingkah laku/perbuatan binatang (dan selanjutnya dianggap berlaku juga pada manusia), pada  hakikatnya adalah respons(reaksi) terhadap stimulus (rangsangan) dan perbuatan/tingkah laku/aktivitas seperti ini disebut refkes dan  ada  refleks alsi  dan refleks buatan

b.       Ada respons asli  yang  muncul karena stimulus asli(terjadi berdasarkan naluri, keturunan, proses genitika) dan respons buatan yang muncul karena stimulus buatan (akibat latihan, pembiasaan, pengkondisian) Karena itu teori Pavlov disebut teori kondisioning.

c.       Dari variasi-variasi percobaan, disamping istilah-istilah tersebut diatas, muncul istilah-istilah yang lain seperti reinforcement ( adanya pengaruh penghargaan, hadiah), extingtion (hilangnya perilaku buatan karena penyebab tertentu), spontanious recovery (temuan spontan), selective respons (timbulnya respons yang memilih-milih stimulus), her conditioning(kembali kestimulus dan respons asli), dan asosiation ( terhubungnya bermacam-macam respons yang berkait)

 

5.       Percobaaan-percobaan yang dilakukan oleh Thorndike dan Watson mengunakan kucing dan tikus putih   dan teori yang dikemukakan keduanya tidak jauh berbeda.

6.       Kucing yang dibuat lapar dimasukkan ke sangkar/kandang yang pintunya akan terbuka secara  otomatik kalau sebuah alat yang digantung dalam sangkar itu tersentuh. Kepada kucing itu ditunjukkan makanan yang disenangi kucing dan kucing itu berupaya untuk keluar dari kandang. Berkali-kali kucing itu lari sana lari sini dalam kandang tetapi gagal untuk keluar,  sampai suatau saat, dengan tidak sengaja menyentuh alat yang terpasang di dalam sangkar tersebut dan kucing keluar untuk makan makanan yang disediakan. Pada percobaan-percobaan selanjutnya tercatat bahwa semakin lama semakin pendek waktu yang digunakan untuk mencoba-coba keluar itu sampai suatu saat kucing itu dapat secara langsung menyentuh alat pembuka tadi dan langsung bisa keluar kandang.

7.       Dari percobaan tersebut,  yang selanjutnya  dilakukan percobaan-percobaan yang lain, muncul konsep-konsep stimulus, respons, asosiasi (sama dengan konsep teori kondosioning), trial and error( mencoba-gagal-berhasil), instrumental conditioning ( membuat kondisi tertentu dengan peralatan tertentu), reward and punishment (perlunya penghargaan dan hukuman untuk pembentukan tingkah laku), the law of effect (pentingnya pemahaman tentang hasil yang telah dicapai), the law of exercise (pentingnya banyak latihan), the law of readiness (pentingnya kesiapan untuk belajar), transfer of learning( dapatnya hasil belajar diterapkan pada kondisi lain yang ada kemiripan dengan kondisi waktu belajar), dan drilling (belajar yang bersifat “latihan paksa”, tidak perlu mengerti)

8.       Hasil percobaan-percobaan tersebut di atas  banyak diadopsi oleh kalangan pengembang konsep belajar (untuk manusia) dengan berbagai modifikasi

 

 

 

4

Teori Belajar Kognitif (cognitive learning)

 

1.       Kelompok belajar kognitif secara umum berpendapat bahwa belajar merupakan proses kejiwaan, terjadi pada jiwa manusia, karena itu tidak dapat diamati.

2.       Teori dasarnya adalah psikologi kesadaran (bewuste psichologie) yang mengangap  semua perbuatan manusia (termasuk belajar) asalnya, pelaksanaannya, dan tujuannya adalah persoalan jiwa, meskipun konsep jiwa sendiri juga belum jelas.

3.       Gejala jiwa, unsur jiwa, fungsi jiwa yang  muncul dalam istilah-istilah pengamatan, tanggapan( voorsteling), ingatan, pikiran, kemauan, perasaan, fantasi, dsb. Atau yang sering digunakan sekarang kognitif, afektif, dan psikomotor (bukan motorik)

4.       Salah satu teori kognitif yang sekarang banyak disebut adalah teori pemrosesan informasi yang dikemukakan oleh Robert Gagne.

5.       Tentang teori belajar kognitif ini Moh.Noor (2004) menyadur tulisan Robert Slavin yang secara singkat dapat digambarkan berikut ini,

a.       Belajar pada hakikatnya adalah aktifitas mental yang berupa pemrosesan informasi

b.       Proses belajar dimulai  dari  masuknya Rangsangan, Register Penginderaan,   diikuti Pemrosesan Awal, Penyimpanan Jangka Pendek, Pengulangan dan Pengkodean,  Penyimpanan Jangka Panjang, Pemanggilan Kembali

c.       Ada fenomena yang tidak diinginkan subyek belajar, yaitu lupa, sedangkan materi yang masih bisa disimpan disebut retensi

d.       Pada setiap tahap banyak faktor yang mempengaruhi sehingga hasil belajar yang dicapai banyak atau tidak banyak, lengkap atau tidak lengkap, tahan lama(untuk diingat) atau tidak tahan lama.

e.       Faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain kondisi fisik(khususnya alat indera), motovasi orang yang belajar, faktor lingkungan yang menganggu dan yang menunjang, strategi belajar-pembelajaran, materi yang dipelajari,dsb.

f.        Faktor yang langsung mempengaruhi proses informasi antara lain:

·        Kesungguhan pemrosesan informasi dari pembelajar maupun pebelajar

·        Banyaknya alat indera yang dilibatkan

·        Tingkat kecocokan kondisi saat pemrosesan informasi dengan kondisi penerapan hasil belajar.

·        Hal-hal yang sifatnya mengganggu baik dari dalam maupun dari luar

·        Metode dan teknik yang dipilih untuk proses pengelohanan informasi.

 

 

 

5

Informasi yang  mempermudah dan menghambat informasi baru

 

1.       Hambatan retroaktif, yaitu informasi yang masuk lebih dulu terdesak oleh informasi yang baru masuk,

2.       Hambatan proaktif, informasi yang masuk lebih dulu mempengaruhi informasi yang masuk kemudian

3.       Kemudahan retroaktif, informasi yang sedang masuk dipermudah informasi yang masuk kemudian

4.       Kemudahan proaktif, informasi yang sedang masuk dipermudah informasi yang mendahuluinya.

5.       Efek pertama dan efek terakhir cenderung lebih mudah diingat

 

 

 

6

Strategi Belajar yang Efektif.

1.       Kekhususan, perlunya belajar yng sesuai dengan tujuan  pembelajaran dan karakter siswa.

2.       Tingkat keumuman yang tinggi seperti menulis ringkasan, mengajukan pertanyaan untuk orang lain, membuat catatan dalam bentuk kerangka, membuat diagram yang menggambarkan hubungan antara ide-ide utama, mengajar teman sendiri.

3.       Hindari  aktifitas belajar yang tingkat keumumannya  rendah, misalnya menggaris bawahi kata-kata tanpa membedakan mana kata yang penting dan mana yang tidak penting, membuat catatan tanpa memilih ide-ide pokok, menulis ringkasan tanpa memperhatikan mana yang penting dan mana yang tidak penting

4.       Pemantauan yang efektif, siswa harus mengetahui bagaimana dan kapan menerapkan strategi yang dipilihnya dengan tepat.

5.       Keyakinan pribadi, bahwa orang yang belajar keras/giat akan memberikan hasil yang memuaskan.

6.       Menggunakan metode PQ4R:

·         Preview, secara cepat berupaya menangkap ide umum teks yang dibaca

·         Question, bertanya kepada diri sendiri tentang apa, siapa, mengapa, dan di mana terkait materi yang dibaca

·         Read, membaca tanpa membuat catatan yang panjang

·         Refleksi, menghubungkan materi yang baru dibaca dengan apa yang telah diketahui, mengkaitkan topik-topik, memecahkan kontradiksi-kontradiksi yang mungkin ada, mencoba menggunakan materi yang didapat untuk memecahkan masalah yang ditetapkan

·         Resitasi, latihan mengingat, mengucapkan butir-butir penting, serta menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan

·         Review, menanyakan pada diri sendiri hal-hal yang telah dipelajari

 

 

 

7

Prinsip-Prinsip Belajar

 

1.       Proses dan hasil belajar dipengaruhi :

a.       Kesiapan (readiness) orang yang belajar

b.       Motivasi

c.       Persepsi (pandangan) terhadap obyek belajar

d.       Pemahaman terhadap tujuan yang akan dicapai

e.       Mengetahui hasil yang telah dicapai

f.        Perbedaan individual

g.       Hasil belajar yang bisa tersimpan disebut retensi

h.       Hasil belajar dapat ditransfer kesituasi lain yang kondisinya sama/mirip

i.        Dalam belajar berkembang ranah perkembangan kognitif,afektif, dan psikomotoris

 

 

 

8

UJIAN TENGAH SEMESTER

9

Jenis-Jenis Belajar

a.       Belajar Isyarat ( signal learning)

b.       Belajar Stimulus-Respons

c.       Belajar Rangkaian (chaining learning)

d.       Belajar Asosiasi verbal (verbal assosiation learning)

e.       Belajar Membedakan (discrimination learning)

f.        Belajar Konsep (concept learning)

g.       Belajar Hukum/Aturan (rule learning)

h.       Belajar Pemecahan  Masalah (problem solving learning)

10

Pembelajaran

Pengertian pembelajaran, pengajaran, belajar-mengajar, pendidikan, pembelajaran yang mendidik

 

 

 

11

Komponen-komponen pembelajaran

a.       Tujuan pembelajaran

b.       Pembelajar

c.       Pebelajar

d.       Materi pembelajaran

e.       Metode pembelajaran

f.        Media dan Alat Bantu pembelajaran

g.       Manajemen Pembelajaran

h.       Lingkungan pembelajaran

 

 

 

12

Model-model  pembelajaran

a.       Model pemrosesan informasi (Robert Gagne)

b.       Model Perkembangan Intelektual (Jean Piaget)

c.       Model Belajar Melalui Pengalaman (Lewin, John Dewey)

d.       Model Belajar  Cara Belajar Siswa Aktif CBSA)

 

 

 

13

Model-model Pendekatan Pembelajaran

a.       Pendekatan Sistem

b.       Pendekatan CBSA

c.       Pendekatan DAK

d.       Pendekatan Student Learning

e.       Pendekatan Teacher Learning

 

 

 

14

Model-model Strategi Pembelajaran

a.       Berdasarkan Proses

b.       Berdasarkan Pesan

c.       Berdasarkan Pengelolaan Pesan

d.       Berdasarkan Kerjasama Guru

e.       Berdasarkan Jumlah Siswa

f.        Berdasarkan Interaksi Guru-Siswa

 

 

 

15

Model-model Metode Pembelajaran

a.       Model-model Metode Pembelajaran “konvensional”

1.       Ceramah

2.       Tanya Jawab

3.       Diskusi

4.       Demonstrasi

5.       Latihan

6.       Tugas

7.       Kerja Kelompok

b.       Model-Model Metode Pembelajaran “Inovatif”

1.       Paikem

2.       Kooperatif

3.       Jigsaw

4.       Think-Pair-Share

5.       Tipe Group Investigation

 

 

 

16

UJIAN AKHIR SEMESTER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOAL UAS